Jenis Kain Bukan Tenunan
Kain bukan tenunan dibuat tanpa menggunakan teknik menenun atau merajut tradisional. Mereka banyak digunakan dalam produk rumah tangga dan medis, serta industri pertanian dan aplikasi lahan. Keserbagunaan dan pembuatannya yang cepat menjadikannya populer untuk berbagai aplikasi. Bahan-bahan tersebut juga ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, menjadikannya pilihan cerdas untuk sejumlah aplikasi berbeda. Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut tentang bahan serbaguna ini dan beragam kegunaannya.
Kain bukan tenunan terdiri dari beberapa bahan berbeda. Mereka bisa terbuat dari poliester, nilon, dan polipropilen. Beberapa bahan bukan tenunan terbuat dari serat viscose, serat akrilik, dan serat klorin. Bahan-bahan ini sangat kuat dan dapat digunakan dalam berbagai aplikasi. Fleksibilitasnya memungkinkannya disesuaikan untuk memenuhi spesifikasi pelanggan. Kain bukan tenunan ideal untuk aplikasi yang memerlukan kekuatan besar, sehingga diinginkan untuk konstruksi banyak produk.
Bahan bukan tenunan juga terbuat dari serat rami, yang dapat diikat secara termal. Bahan ini dapat dicampur dengan serat polipropilena, polivinil alkohol, atau serat poliamida 6/kopoliamida bi-komponen. Campuran ini dapat berupa kombinasi dari salah satu serat tersebut. Terlepas dari kelemahannya, kain bukan tenunan adalah pilihan tepat untuk produk sekali pakai.
Serat poliester adalah serat bi-komponen yang paling umum digunakan. Ini adalah filamen kontinu dengan inti polietilen densitas rendah linier dan selubung poliester. Konstruksi dua komponen ini meningkatkan kekuatan tarik kain. Dapat digunakan dalam berbagai macam aplikasi, termasuk pelapis otomotif, tisu industri, dan pakaian jadi. Mereka memiliki sifat kimia dan fisik yang membuatnya sangat tahan lama.
Dalam bidang manufaktur, jaring bukan tenunan dibentuk menggunakan dua teknik utama: filamen dan carding. Metode carding melibatkan pelapisan lapisan berserat, yang kemudian diraba. Komposisi polimer dapat bersifat alami atau sintetis. Jaring bukan tenunan bisa basah atau kering, dan proses pengikatannya bisa bersifat termal atau mekanis. Jika serat diikat menggunakan dua metode berbeda, hasilnya adalah produk bukan tenunan yang berbeda.
Kain bukan tenunan airlaid adalah jenis lainnya. Jenis kain bukan tenunan ini diproduksi melalui berbagai proses, termasuk metode aliran udara berteknologi tinggi. Serat diaglomerasi pada tirai jaring menggunakan metode aliran udara khusus. Setelah beberapa hari, kain yang dihasilkan didinginkan lalu digulung. Strukturnya yang unik membuatnya cocok untuk berbagai kegunaan dan aplikasi.
Kain bukan tenunan basah diproduksi dengan proses serupa dengan yang digunakan untuk membuat kertas. Untaian tersebut direndam dengan air, dan bahan yang dihasilkan adalah bahan bukan tenunan dengan berat dasar antara 10 hingga 540 g/m2. Proses peletakan basah menawarkan produktivitas tinggi, rentang bobot dasar yang luas, dan keseragaman yang tinggi. Bahan bukan tenunan basah digunakan dalam aplikasi medis, seperti gaun bedah dan tirai.
Kain bukan tenunan berikat jahitan adalah jenis kain bukan tenunan yang berkualitas tinggi. Kepadatan jahitan, berat area, dan kualitas benang jahit semuanya menentukan kinerja bahan. Biasanya, benang filamen digunakan untuk menjahit, meskipun benang katun tersedia dalam jumlah 18 hingga 30 Ne. Kain bukan tenunan spunlace adalah jenis kain bukan tenunan lain yang baru-baru ini mendapatkan popularitas.